Filsafat yang
dibahas dalam Makalah ini,
mula-mula merujuk pada penelusuran secara historis tentang perkembangan
filsafat yang dimulai pada masa Yunani Kuna. Di masa Yunani Kuna (abad IV – VI
SM), anggapan berfilsafat selalu diartikan sebagai upaya manusia dalam mencari
kebijaksanaan. Upaya ini sejalan dengan melihat secara etimologis tentang arti
filsafat, yaitu philosophia, yang
artinya senang, suka (philos) akan
kebijaksanaan (sophia).
Bagi orang
Yunani, senang akan kebijaksanaan selalu diarahkan dengan kepandaian yang
bersifat teoritis dan praktis. Kepandaian bersifat teoritis adalah upaya
manusia mencari pengetahuan yang penuh dengan gagasan dan idea-idea, ataupun konsep-konsep yang tentunya sejalan dengan cara
atau alam pikiran mereka. Pada mulanya gagasan ataupun idea-idea bangsa Yunani
diarahkan untuk memahami alam semesta ini dengan cara membuat atau menghadirkan
mitos-mitos.
Di dalam mitos-mitos
itulah kekuatan alam semesta berada pada genggaman para penguasanya yaitu para Dewa. Dengan demikian manusia atau bangsa Yunani sangat tergantung pada alam
pikiran yang bersifat magis bahkan dianggap tidak rasional, karena hanya di
tangan para Dewa lah dunia dengan segala isinya itu hadir diantara mereka (Jujun S.Sumatriasumatri: 1988,hal.23).
0 komentar:
Posting Komentar