Rasulullah saw, telah memberi teladan sekaligus mendorong kaum muslimin agar bisa menjadi manusia yang bisa memberikan manfaat kepada orang lain. Orang yang ketika beribadah hanya memberikan manfaat kepada dirinya saja, biasanya dikenal sebagai ’ahli ibadah’. Sedangkan orang yang dapat memberikan manfaat kepada orang lain biasanya disebut sebagai ’ahli manfaat’.
Dalam mendekatkan diri kepada Sang Khalik, ’ahli ibadah’ lebih mengedepankan ego pribadi. Sedangkan ’ahli manfaat’ sambil mendekat kepada Sang Khalik ia juga sekaligus berharap orang lain pun ikut mendekat kepada Sang Khalik. Dengan kata lain ’ahli manfaat’ tidak ingin masuk surga sendirian.
Dalam hal amal, saat ’ahli ibadah’ meninggal dunia amalnya terputus, sedangkan ’ahli manfaat’ amalnya terus melaju dan mengalir. Semakin banyak manfaat yang diberikannya kepada orang lain, mereka akan semakin dicintai Allah. Untuk mendorong umatnya melakukan kegiatan yang berdimensi manfaat ini, Nabi saw. Menegaskan,”manusia yang paling dicintai Allah ialah yang paling bermanfaat bagi orang lain”. Intinya, semakin banyak orang memperoleh manfaat dari suatu perbuatan, maka semakin tingi nilai amal salihnya. Salah satu cara orang seseorang melakukan hal yang mengandung manfaat yaitu dengan cara infak dan sedekah, karena infak sedekah akan mendatangka manfaat bagi orang yang menerima dan memberi.
0 komentar:
Posting Komentar